Rabu, 12 April 2017

GINJAL: Pengertian dan Fungsi (1)



GINJAL adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.


Struktur dan Fungsi Ginjal bagi Tubuh Manusia

Jika dilihat dari bentuknya, ginjal manusia menyerupai bentuk biji Kacang Merah atau menyerupai Kacang Buncis dan berwarna coklat. Ginjal terletak di dalam rongga perut bagian belakang, tepatnya di sebelah kanan dan kiri tulang pinggang. Karena itu, ginjal sering disebut juga sebagai buah pinggang.

Ginjal kiri biasanya berukuran lebih besar daripada ginjal kanan. Ginjal kanan lebih rendah letaknya daripada ginjal kiri karena terdesak oleh hepar (hati). Ginjal memiliki dimensi panjang sekitar 6–7,5 sentimeter dan tebal 1,5–2,5 sentimeter. Berat ginjal pada orang dewasa sekitar 140 gram.


Struktur Ginjal Manusia

Secara melintang, ginjal terdiri dari tiga lapisan. Bagian luar disebut korteks atau kulit ginjal, di bagian bawahnya ada medula atau sumsum ginjal, dan di bagian dalam terdapat rongga yang disebut pelvis renalis atau rongga ginjal.

Pada bagian korteks atau kulit ginjal terdapat glomerulus dan Simpai Bowman. Glomerulus dan Simpai Bowman membentuk kesatuan yang disebut dengan Badan Malpighi. Pada bagian ini proses penyaringan darah dimulai.

Badan malpighi merupakan awal dari nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional ginjal. Tiap ginjal tersusun dari sekitar 1 juta nefron. Dari Badan Malpighi terdapat saluran yang menuju bagian medula atau sumsum ginjal.

Medula atau sumsum ginjal tersusun dari saluran-saluran yang merupakan kelanjutan dari badan malphigi dan saluran yang ada di bagian korteks. Pelvis renalis atau rongga ginjal merupakan rongga yang berfungsi sebagai penampung urine sementara, sebelum urine dikeluarkan melalui ureter.


Fungsi Ginjal Dalam Tubuh Manusia.

Fungsi utama dari ginjal adalah menyaring darah. Dari proses penyaringan ini dkeluarkan zat sisa berupa urine. Proses di dalam ginjal meliputi penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang berguna (reabsorpsi), dan pengeluaran zat yang pada saat itu tidak diperlukan serta tidak dapat disimpan dalam tubuh (augmentasi).


Proses Penyaringan (Filtrasi)

Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh Simpai Bowman. Cairan tersebut tersusun dari urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori–pori glomerulus. Cairan yang tertampung di Simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam, darah yang disaring dapat mencapai sekitar 170 liter.

Sisa dari penyaringan ini adalah berupa urine yang masih mengandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino.


Proses Penyerapan Kembali (Reabsorbsi)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik. Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorbsi ini biasa disebut dengan urine sekunder.


Proses Pengumpulan (Augmentasi)

Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan di saluran pengumpul. Pada bagian ini terjadi pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di bagian ini juga masih terjadi penyerapan ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.

Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui ureter, kandung kemih dan uretra. Proses pengeluaran urine disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh saraf juga adanya kontraksi otot perut dan organ-organ yang menekan kandung kemih.

Jumlah urine yang dikeluarkan tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya cairan yang diminum dan pengaruh hormon antidiuretika, namun ditentukan juga oleh jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis darah tetap. ***

Sumber info: Dari beberapa sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar